Indonesia Cellular Show dan Festival Komputer Indonesia 2012 baru saja
berakhir, Minggu, (10/6/2012) kemarin. Mungkin ada yang terlewatkan dari
rangkaian kunjungan Anda di festival yang digelar di Jakarta Convention
Center itu, yakni mendatangi booth Museum Telekomunikasi di Assembly
Hall JCC.
Dikelilingi oleh stand operator seperti Axis,
Indosat, Smartfren, Telkomsel, dan XL Axiata, Museum Telekomunikasi
merupakan tempat yang menyediakan informasi perjalananan industri
telekomunikasi di Indonesia, sejak tahun 1984 sampai dengan saat ini,
dimana perangkat mobile sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari.
Perjalanan
telekomunikasi di Indonesia dimulai dengan hadirnya NMT (Nordic Mobile
Phone) dengan sistem analog yang dikembangkan oleh The Telecommunication
Administration of Sweden, Norwegia, Finlandia, dan Denmark.
Setahun
berselang, teknologi bergeser ke NMT Modifikasi dengan sistem AMPS
(Advance Mobile Phone System), dimana ada 4 operator di Indonesia yang
menggunakan sistem ini, yaitu PT Rajasa Hazanah Perkasa, PT Elektrindo
Nusantara, PT Centralindo Telekomindo, dan PT Panca Sakti.
Tahun
1993, industri GSM (Global System for Mobile Communication) mulai
berkembang di Indonesia, ditandai dengan proyek percontohan seluler
digital PT Telkom di pulau Batam dan Bintan.
Dekade ini, seiring
dengan semakin maraknya operator GSM beroperasi di Indonesia, mulai
dari PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) sebagai operator GSM
pertama di Indonesia yang menggunakan SIM Card (1994), disusul oleh
Telkomsel yang didirikan oleh Telkom (1995), dan PT Excelcomindo Pratama
(1996).
Hingga akhir tahun 1999, terdapat 2,5 juta pelanggan
seluler di Indonesia dan sebagian besar adalah pengguna produk ketiga
operator tersebut.
Tahun 2000, layanan SMS (Short Message
Service) mulai marak dan Nokia mejadi brand yang sangat populer. Tahun
2002, penyedia jaringan telekomunikasi Ericsson dan Alcatel mulai masuk
ke Indonesia.
Tahun 2003, era CDMA dimulai dengan hadirnya Esia
dan Flexi milik Telkom. Kehadiran CDMA diakui cukup berdampak pada
jumlah pengguna seluler meningkat tajam karena semakin murahnya tarif
layanan dan handset.
Tahun 2006 Hutchinson masuk ke Indonesia
dengan merek 3, disusul Axis tahun 2008. Perkembangan telekomunikasi pun
semakin pesat di era ini dengan hadirnya berbagai merek smartphone yang
memudahkan akses internet dari telepon.
Dan sampai akhir tahun
2011, menurut data ATSI (Asosiasi Telepon Seluler Indonesia), pengguna
layanan seluler Indonesia telah mencapai 240 juta lebih.
"Melalui
museum telekomunikasi, masyarakat yang sebagian besar sudah menggunakan
teknologi mobile dalam kehidupan sehari-hari, akan memperoleh wawasan
mengenai sejarah dan perkembangan teknologi di tanah air," kata Dwi
Putri Winahyu, IT Division Manager Dyandra Promosindo.
sumber: okezone
Home » info keren » Sejarah Perjalanan Telekomunikasi di Indonesia
Posting Komentar - Back to Content